Asskum :)
How are you today ceman ceman? Kabarku pagi menjelang siang ini cukup membosankan. Belum mandi, dan males-malesan. Padahal yaa ada sesuatu yang harus dikerjakan. Si puss tidur di selimut yg mau dicuci, lucuuu bgt.
Oh iyaa, alhamdulillah MUNAS JAMNAS di Bali udah selesai. Sangat. sangat. sangat membekas di hati. Sampai sekarang aku masih kangen suasana Munas Jamnas dan Bali. Walaupun sempet bosan abis sama makanannya yang gga ganti-ganti. Tapi setelah di Jogja, that is one of the things that I've missed.
Seharusnya sih nge-posting tentang pengalaman di Munas Jamnas. Tapi belom mood buat nulis. Dari kemarin saya galau kawan. Sekarang diary mode : ON
Sekarang bulan Ramadhan, seharusnya aku, ya, aku harus banyak berbuat amalan baik. Mana tau tahun depan emang masih ketemu Ramadhan lagi? Sedihnya aku memasuki bulan Ramadhan ini kayak tanpa persiapan, kaget dor wah tiba-tiba udah Ramadhan. Aku tau ada satu hal yang membuat aku jadi males ngapa-ngapain. Karena adanya 1 konsep di pikiranku yang dari dulu belum pernah terjawab.
Bagaimana sesuatu bisa dibilang adil. Kalo aku dan beberapa orang sudah diberi "kunci", tetapi mereka sampai sekarang belum menyadari adanya "kunci" itu? Aku gak punya hak dan kewajiban nunjukin "kunci" itu, karena bukan kuasaku buat ngasih "kunci" itu. Jalan buntu kan?
Aku masih bertanyaaa, siapa yg bisa jawab ya? Katanya "kunci" itu udah dimiliki tiap orang, tapi waktu lah yang membuat sebagian dari mereka kehilangan "kunci" itu. Aku insya Allah masih memegang "kunci" itu, dan "kunci" itu akan menyelamatkan aku. Tapi mereka gimana? Apakah aku harus diam melihat "kunci" itu tidak mereka temukan padahal ada dekat sekali dengan mereka.
"Kunci" itu penting. Arti kehidupan. Tapi jika memang ditakdirkan berbeda. Dan memang tujuan dari hidup ini adalah "kunci" itu.. Dan sebaiknya aku biarkan saja mereka mencari "kunci" itu. Walau aku sangat berharap secepatnya mereka menemukannya.
Kata temenku, mungkin kita merasa begitu karena kita belum benar-benar mengenal "kunci" itu. Iya. Mungkin iya.. Aku gamau Ramadhan ini terlewat karena kegalauan "kunci" ituu. Jangan goyah, jangan sedih, sebenarnya aku harus rela membiarkan mereka mencari "kunci" itu sendiri. Karena pemilik "kunci" itulah yang membiarkan aku berfikir tentang "kunci" itu. Kawan, selamat berjuang!!
Alhamdulillah lega rasanya.. :)
2 komentar:
terimakasih telah membuat saya bingung dengan tulisan anda.. hhaha. apa kunci? siapa mereka? lega? but nice post anyway.
haha ayo ron, km pasti mengetahui nya :D wkwkw
Posting Komentar