Assalamualaikum :)
Heaa akhirnya mood juga buat nulis. Cerita Munas Jamnas berawal dari masuk TBM ALERT tahun lalu. Kegiatannya waktu pas perkenalan TBM gitu bilangnya ada Jamnas2 gitu. Dari situ udah mulai pingin, dan alhamdulillah tercapai juga. Munas Jamnas tahun ini di Bali, dan aku yakin pasti pesertanya pada sekalian liburan, p.a.s.t.i itu haha :)
Acaranya mulai tanggal 22 Juli 2011, karena ALERT rencananya mau naik bis, kalau kami pergi tanggal 21 siang, tanggal 22 Juli sampainya siang dhuhur gitu, jadi kan sayang, akhirnya kami memutuskan untuk pergi tanggal 20 Juli, sekalian bisa istirahat dan jalan-jalan dulu.
Naah, karena untuk Jamnas harus bawa carrier, jadi dari awal pergi ALERT udah pake carrier semua. Awalnya aku kira packing barang-barang dalam carrier itu semudah memasukan baju dalam koper, ternyata TIDAK.
Carrier 60 Liter
Carrier yang aku pinjem dari Mas Bongkang kira-kira kayak gini, 60 liter. Malam sebelum berangkat semua delegasi pada nginep rumah Mas Yoga kecuali aku. Sore sebelum ke rumah Mas Yoga udah fix pokoknya packing nya, tapi bentuk carrierku aneh banget. Dan matras masih diluar. Aku bawa akhirnya itu carrier ke rumah mas Yoga, soalnya Zie (si anak gunung) tuh expert lah ngepack-pack carrier haha. Ternyataa, matrasnya itu dimasukin dalem tas tapi disesuain sama lebarnya tas. Jadi bentuk carriernya ngga mblenek kayak punyaku. Punya semuanya kecuali Mas Yoga dan aku sudah perfectly packed. Bawaanku diantara delegasi cewe yang lain adalah yang paling kurang, hahha, banyak baju yang gga aku bawa, akhirnya malem-malem aku ngepack lagi, dan baju yang udah disetrika jadi sia sia gara-gara penyetan carrier. Berat carrierku antara 15-18kg sepertinya.
Cara ngangkat carrier aja ada, tapi aku ngga sanggup, soalnya berat banget. Dan taukah anda bagaimana caraku menggendong carrierku? Yap! Diangkat dulu, taruh di kursi, duduk di kursi, kenakan bagian lengannya di bahu, dan hap! berdiri tadaaaaa, bisa juga kaan hihi. Tapi sialnya ini tidak bisa diaplikasikan ketika dilapangan. Waktu ngambil carrier dari bagasi bus itu paling menggilakan, kalau ngga ada yang bantu >> susah.
Malam-malam sebelum hari H, aku pulang dan ngepack sampai jam 3 pagi baru tidur. Waktu paginya masih dibuat untuk ngambil poloshirt ALERT dan surat tugas di kampus baru capcus pergi ke terminal. Kali ini aku berpisah lagi naik bis nya dengan delegasi ALERT lain, aku naik di Terminal Jombor, rencananya agar bisa jemput yang lain di Kalasan, tapi karena beda info, akhirnya yang lain menunggu di Janti.
20 Juli 2011
Siang habis dzuhur aku langsung berangkat ke Terminal Jombor. Sampai di terminal,
"Lho mana bus Safa** Darma**ya??" Mampusss jangan-jangan telat, soalnya di tiket jam 12.30 dan aku dateng kurang 10 menit. Begitu sampai di agen nya, "Oooh belum datang Mbak." Zzzz. Aku nunggu sambil kelaparan melihat tukang bakso dan soto di depanku. Rasanya mau makan, tapi ntar bus nya dateng gmn? Dilema.. Akhirnya aku makan bekalku. Jam 14.20an bus baru berangkat. DASAR JAM KARET!!!
Delegasi ALERT sudah naik bus semua di Janti dan aku tidak sendirian lagi :) Perjalanan dimulai. Ternyata aku bosenan banget, sampe jongkok di kursi saking ngga ada kerjaan lagi. Tempat kami duduk di paling depan, dan booy kau tau tidak? Ada bioskop 3D di depan kami! Mungkin lebih tepatnya kami sedang ber-roller coaster ria bersama pak supir!
21 Juli 2011
Alhamdulillah, sampai di Bali. Siang gitu, kami dijemput LO dari TBM Janar Duta UnUd. Kami ke tempat penginapan murah meriah seharga Rp 30.000/orang (2 kamar). Setelah istirahat sebentar, akhirnya kami memutuskan untuk makan dan jalan-jalan. Entah kenapa para pria memilih Rumah Makan Padang buat makan siang. Akhirnya kami makan disana.
Otakku belum aku setel ke mode BALI : ON , masih mode JOGJA : ON. Aku milih ayam, paru, sayur, dan es jeruk. Nyam nyam makan, dan kemudian bayar.
"Berapa mas ?"
"21 ribu"
Belum yakin, aku nanya lagi "Berapa mas?"
"21 ribu"
Wedyaaaaaaaaan, hahaha kaget aku, yah salah juga sih lauk nya dobel gitu ayam dan paru. Tapi yaa taulah kau orang lapar boy. Aku memegang rekor makan termahal dari semua delegasi ALERT, dan selama di Bali, 2x aku jadi pemegang rekor. Nasi ayam sayur kalau di Jogja bisa cuma 5ribuan. Drastis kan? Dan hari setelah Jamnas aku makan nasi, ayam, mie, es jeruk dengan total Rp 29.500 ini adalah rekor ke-2.
At that time all I'm thinking about is home. Where I can EAT a LOT without considering the price.
Cerita nya bersambung ya kawan, sudah pagi, dan aku harus sahur nanti, I'll continue it as soon as I can! :D
3 komentar:
hhaha. ngrasain jd org kost tuh sar. mikirn harga pas lg makan.
iya ron haha bahagianya aku jd anak yg tinggal di rumah :D
aih kakak ikut yang taun kemaren ya, kalo yang taun ini yang di jogja ikut nggak? hehehe
Posting Komentar